sejarah ini merupakan sejarah yang terluakan, bukan hanya terlupakan tetapi juga tidak banyak yang tau tentang hal ini, saya selaku penulis sekaligus cucu dari Abdul Hamid Seman hanya ingin menghadirkan kebublik bahwa masih banyak para tokoh para pejuang yang tidak diketahui oleh kita. masih banyak Andul Hamid-Abdul Hamid yang tidak terjamah oleh sejarah. Ini kronologi tertulisnya sejarah singkat Abdul Hamid Sema. di waktu zaman pemerintahan Presiden Sueharto Tahun 1994
mengajak para ahli waris para pejuang untuk membuka kisah perjuangan mereka untuk mendapatkan komisi perbulan pada keluarga yang ditinggalkan, sekali gus membalas jasa para pahlawan. pada saat ini paman saya sebagai anak pertama menuliskan peruangan singkat Abdul Hamid Seman untuk diajukan supaya mendapatkan bantuan dari pemerintah. tapi setelah beliau selesai merampungkan sejarah singkat tersebut, beliau mendapatkan mimpi bertemu Ayah beliau agar membatalkan pengajuan berkas tersebut. karena Ayah beliau tidak igin perjuangannya utk negara di hargai, beliau iklas berkorban utuk negara. mimpi itu datang selama 3 kali. dan akhirnya berkas tersebut tidak jadi untuk di ajukan kepada pihak berwenang. hanya disimpan abadi di dalam lemari.
SEJARAH SINGKAT PERJUANGAN PERTAHANAN PROKLAMASI KEMERDEKAAN RI
Nama :
Abdul Hamid bin Seman
Umur : Meninggal dunia usia
32 tahun dalam tahanan/penjara tantara NICA (Belanda) di Banjarmasin
Tempat tinggal : Desa basirih Hulu RT II no 27
Jabatan :
Wakil staf pertahanan pasukan bersenjata api TKR/BPRI Samuda
Pada tanggal 8 oktober 1945
diminta untuk hadir di markas angkatan kesatuan bersenjata TKR/BPRI di Samuda
sekaligus menerima tugas sebagai wakil staf pertahanan dan merangkap komando
kota.
Pada tanggal 29 november
1945 melakukan penyerangan ke Sampit terhadap pasukan colonial Belanda dengan
kekerasan bersenjata hingga mereka meyerah dan diamankan sehingga kota sampit
dapat dikuasai.
Pada tanggal 11 desember
1945 berangkat kebanjarmasin dengan dengan menggunakan kapal motor AYAME turut
melakukan penyerangan terhadap pertahanan tantara kolonial Belanda di
Banjarmasin.
Pada tanggal 7 Januari 1946
Tentara Kolonial Belanda NICA melakukan serangan terhadap pertahanan TKR/BPRI
di daerah Samuda dengan berkekuatan dua buah kapal perang dilengkapi senjata
berat. Perang terus berkecamuk Sehingga sehingga pada tanggal 8 januari 1946 markas
TKR/BPRI samuda dikuasai tantara Belanda NICA.
Kekuatan tidak seimbang,
pasukan TKR/BPRI terpaksa mundur kehutan dan bermarkas di Kalap tepi laut.
Pada bulan maret 1946 Abdul
Hamid Seman tertangkap ketika di kepung tantara kolonial Belanda NICA dan
dijadikan tawanan. Kemudian dibawa ke Banjarmasin dihadapkan sidang KEIYGSRAAD dijatuhi
hukuman 10 tahun penjara.
Di bulan desember 1948 Abdul
Hamid Seman meninggal dunia dalam tahanan, akibat pukulan/siksaan banyak mengeluarkan
darah. Jenajah beliau di tanam di samping Masjid Jami Banjarmasin.
Abdul Hamid Seman menikah
dengan wanita bernama Siti Esah binti Saleh pada tanggal 25 Oktober 1941 dan meninggalkan
dua anak M. Adini (Penulis Sejarah) dan Yusdi.