Mimpi

Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

Wednesday, December 29, 2010

WATAK DAN KEPRIBADIAN

WATAK DAN KEPRIBADIAN
Manusia hidsup di dunia ini laksana musafir yang berjalan kaki menuju suatu tempat. Jalan itu panjang ,tidak seluruhnya datar, tetapi ada tanjakan-tanjakan, penurunan-penurunan, tikungan-tikungan dan lain-lain. Bebrapa bagian dari jalan itu masih terdiri dari semak-semak yang penuh dengan duri, bahkan didalamnya mungkin  ada binatang-binatang kecil yang berbisa, seumpama ular, kala jengking, dan lain-lain. Pada bagian-bagian yang lainnya ada pula yang ditaburi oleh batu-batu kerikil yang tajam.
Dalam menempuh dan melalui jalan yang demikian, akan berjumpa dengan kesukaran-kesukaran dan bahaya.
Musafir yang mempunyai nafas panjang, akan berjuang untuk mengatasi anekaragam kesulitan-kesulitan itu. Nafas yang panjang memberikqan kepadanya daya yuang dan daya tahan, semangat, kemauan, kesabaran, keuletan dan lain-lain. Yang dinamakan fighting spirit, semangat bertempur. Ia akan sampai ketempat yang ditujunya, laksana seorang pahlawan perang yang keluar sebagai pemenang dari medan pertempuran.
Adapun musafir yang mempunyai nafas pendek, tidak mampu meneruskan perjalanan. Otot-ototnya kaku, kakinya pegal-pegal dan tegang, semangatnya patah. Ia terpaksa berhenti ditengah jalan. Beruntung ia masih bisa berjalan pelan-pelan untuk mundur kebelakang. Kalau tidak, ia akan terlantar ditempat yang sunyi sepi itu, terancam oleh serangan alam atau binatang buas yang mungkin datang menerkam.
Keadaan manusia dalam menghadapi perjuangan hidup ini tak ubahnya seperti musafir yang dilukiskan itu. Hidup ini adalah perjuangan yang terus-menerus, tidak mengenal perhentian dan tempat istirahat. Kesukaran-kesukaran datang silih berganti, kesulitan-kesulitan datang bertubi-tubi tanpa memberi tahu terlebih dahulu.
Untuk mengatasi semua itu diperlukan nafas panjang. Yang dimaksud nafas panjang disini adalah watak dan keperibadian, yang dapat membentuk tiap-tiap orang menjadi manusia yang bergerak terus  bergumul ditengah-tengah arus kehidupan, menjadi manusia yang dinamis 

Tuesday, December 28, 2010

Pemandangan Indah

Keindahan pemandangan di dunia memang sulit untuk dipercaya, namun memang benar itu kejadian yang nyata terjadi. banyak orang mengatakan gambar-gambar yang sering muncul (gambar keindahan alam) hanyalah editan dari orang, padahal gambar-gambar retsebut nyata ada di dunia ini. karena adanya teknelogi canggih di era moderen ini, maka bagai mana pun bentuk dunia ini, akan bisa disulap menjadi apa saja. karena tak ada yang tak mungkin bisa diubah dengan kecanggihan teknelogi pada zaman ini. kecuali itu adalah ketentuan dari tuhan...













KESALEHAN DAN KESUKSESAN


KESALEHAN DAN KESUKSESAN
Saleh dan kesuksesan adalah dua kata yang saling berkaitan. Jika ada kesalehan biasanya ada kesuksesan, demikian juga jika ada kesuksesan diasanya ada kesalehan. Apakah setiap orang yang ingin suksesharus saleh? Jawabannya tidak lain “ya”, karena Allah SWT mengikrarkan demikian dalam firmannya, (QS.AL-Buruj: 11)
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah menerjakan amal-amal yang saleh bagi mereka surga yang mengalir dibawah sungai-sungai; itulah kesuksesan yang besar. (QS. Al-Bujur: 11)
        Allah SWT telah memberikan jaminan surge bagi orang-orang yang beriman dan saleh. Jika kita bandingkan kesuksesan surga dan kesuksesan dunia, tentu lebih utama dan lebih mahal kesuksesan surge. Jika kesuksesan surge lebih mahal dan lebih utama diberikan. Bahkan secara jelas, Allah SWT juga akan memberikan kemudahan dan rezeki yang tak terduga-duga kepada orang-orang yang bertaqwa. Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang saleh.
Orang saleh pantas sukses didunia, karena orang saleh memiliki kemampuan mengendalikan dirinya serta berbuat yang terbaik untuk hidup. Kesuksesan di dunia tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan, kemampuan manajerial dan financial seseorang, seperti kebanyakan anggapan orang selama ini, akn tetapi juga ditentukan (dipengaruhi) oleh emosi dan spiritualnya. Karena itu, menurut Rasullullah SAW, orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam perkelahian, tetapi orang yang mampu mengendalikan dirinya ketika marah. Orang yang mampu mengendalikan emosinya adalah orang saleh.
Jika orang hanya mengandalkan kecerdasan, kemampuan manajerial dan keuangan saja   dapat diperosokan kedalam  nafsu tak terkendali. Di dalam diri manusia, ada nafsu yang selalu mengajak  kepada kejahatan. Sebagus apapun potensi dalam diri manusia, jika tidak diiringi piranti yang dapat mengendalikan nafsunya, maka manusia akan gagal. Piranti itu tidak lain adalah kesalehan yang didapat dari komitmennya berpegang teguh pada apa yang telah dituntunkan Allah dan Rasul-Nya.
Sekarang ini ada kecendrungan, para remaja lebih banyak mengedepankan  emosi dalam menghadapi persoalan. Remaja sekarang ini lebih mudah marahdan lebih sulit diatur serta jika memiliki kemauan  ingin segera dipenuhi tanpa memikirkan sulitnya mewujudkan keininan tersebut. Sebagai contoh seorang remaja ingi memiliki motor, dan ia memina secara paksa kepada orang tuanya. Contoh-contoh kecil juga dapat kita lihat saat para siswa menghadapi pelajaran yang sulit. Danyak di antara mereka yang cendrung lari dari kesulitan dengan menyontek dan meneron pekerjaan dari teman mereka. Tidak terpacu sedikitpun dari diri mereka untuk menyadari kekurangan mereka, lalu belajar keras. Kita melihat bagainama remaja saat ini mudah sekali terbujuk untuk melakukan hal-hal yang negatif seperti mengkonsumsi NARKOBA, perkelahian dan kejahatan-kejahatan lainnya.
Karena itu tidak ada perjalanan lain bagi remaja, jika dirinya ingin menjadi orang sukses, maka ia harus menjadi orang saleh. Karena dengan kesalehannya, seseorang remaja akan mampu menghadapi tatantangan kehidupan didunia ini dengan tekun, tabah, konsisten dan penuh motivasi.  

Peranan IQ, EQ, dan SQ dalam Mencapai Kesuksesan


Peranan IQ, EQ, dan SQ dalam Mencapai Kesuksesan
Sudah sering kita mendengar istilah IQ, EQ dan SQ. Namun sedikit di antara kita yang mencoba untuk mengetahui apakah yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, pada edisi ini, kami mencoba untuk sedikit menguraikan tentang peranan IQ, EQ dan SQ dalam mencapai kesuksesan.

IQ adalah ukuran kemampuan intelektual, analisis, logika dan rasio seseorang. Dengan demikian, hal ini berkaitan dengan keterampilan berbicara, kesadaran akan ruang, kesadaran akan sesuatu yang tampak, dan penguasaan matematika. IQ mengukur kecepatan kita untuk mempelajari hal-hal baru, memusatkan perhatian pada aneka tugas dan latihan, menyimpan dan mengingat kembali informasi objektif, terlibat dalam proses berpikir, bekerja dengan angka, berpikir abstrak dan analitis, serta memecahkan permasalahan dan menerapkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Jika IQ kita tinggi, kita memiliki modal yang sangat baik untuk lulus dari semua jenis ujian dengan gemilang, dan meraih nilai yang tinggi dalam uji IQ.
Semua itu sah-sah saja, namun kita semua tahu bahwa orang bisa saja mendapatkan hasil uji IQ yang tinggi, tapi mereka tidak berhasil dalam kehidupan pribadi maupun pekerjaan. Mereka sering mengesalkan orang lain;kesuksesan kiranya hanya tinggal mimpi. Biasanya mereka tidak tahu penyebabnya
.
Alasannya adalah karena mereka kurang memiliki kecerdasan emosional (EQ) yang dijelaskan oleh berbagai macam definisi. Singkatnya, EQ adalah serangkaian kecakapan yang memungkinkan kita melapangkan jalan didunia yang rumit, aspek pribadi, sosial, dan pertahanan dari seluruh kecerdasan, akal sehat yang penuh misteri, dan kepekaan yang penting untuk berfungsi secara efektif setiap hari. Dalam bahasa sehari-hari, EQ disebut sebagai akal sehat.

Pentingnya IQ dan EQ dalam mencapai kesuksesan ini dibuktikan oleh para pelaku terbaik sejarah manusia bumi, diantaranya adalah Bill Gates, orang terkaya di dunia, sang pemilik royalti Microsoft, Larry Ellison CEO of Oracle orang terkaya nomor dua, Michael Dell CEO dari DEL Corp., orang terkaya nomor tiga dan masih banyak lagi. Sepintas kita dibuat takjub oleh keunggulan kekuatan IQ dan EQ manusia. Namun ketakjuban itu tak berlangsung lama. Kita kembali tersentak oleh hasil akhir teori IQ dan EQ. bukankah semuanya hanya berorientasi kebendaan dan hubungan antar manusia semata? tiadakah teori lain yang dapat melahirkan sebuah muara selain hanya materi dan hubungan antara manusia? Bukankah hanya mengejar kebendaan, berarti hanya mencakup satu tujuan saja, yaitu amaliyah duniawi yang manifes, aktual dan fana?
Munculah teori SQ.

SQ (kecerdasan spiritual), yang merupakan temuan terkini secara ilmiah, pertama kali digagas oleh Danah Zohar dan Ian Marshall, masing-masing dari Harvard University dan Oxford University melalui riset yang sangat komprehensif. Pembuktian ilmiah tentang SQ diantaranya adalah : pertama, riset ahli psikologi/syaraf, Michael Persinger pada awal tahun 1990-an, dan lebih mutakhir lagi tahun 1997 oleh ahli syaraf V.S Ramachandran dan timnya dari California University, yang menemukan eksistensi God-Spot dalam otak manusia. Ini sudah built-in sebagai pusat spiritual yang terletak diantara jaringan syaraf manusia.

Sedangkan bukti kedua adalah riset ahli syaraf Austria, Wolf Singer pada era 1990-an yang menunjukkan adanya proses syaraf dalam otak manusia yang terkonsentrasi pada usaha yang mempersatukan dan memberi makna dalam pengalaman hidup kita. Suatu jaringan syaraf yang secara literal "mengikat" pengalaman kita secara bersama untuk "hidup bermakna”" Pada God-Spot inilah sebenarnya terdapat fitrah manusia yang terdalam.

Akan tetapi SQ dari barat tersebut belum atau bahkan menjangkau ketuhanan. Pembahasannya baru sebatas tataran biologi atau psikologi semata, tidak bersifat transedental. Akibatnya kita masih merasakan adanya "kebuntuan"
Maka muncullah teori ESQ (Emotional and Spiritual Quotient), dan kita patut bersyukur karena teori ini ditemukan di Indonesia oleh Ary Ginanjar Agustian beberapa tahun yang lalu. Beliau mengatakan bahwa kebenaran sejati, sebenarnya terletak pada suara hati yang bersumber dari Spiritual Center ini, yang tidak bisa ditipu oleh oleh siapapun, atau oleh apapun, termasuk diri kita sendiri. Hal ini digambarkan beliau dalam ESQ model® berdasarkan Rukun Islam dan Rukun Iman.
Esensi dari teori ESQ ini adalah :
1. Kita bisa melihat kebenaran jika emosi kita jernih. Beliau menemukan bahwa ada beberapa hal yang dapat menutupi kejernihan emosi kita yaitu: pengaruh prasangka negatif, pengaruh prinsip hidup, pengaruh pengalaman, pengaruh kepentingan & prioritas, pengaruh sudut pandang, pengaruh pembanding, dan pengaruh literatur.
2. Alam pikiran sangat berpengaruh dalam kesuksesan, dan cara membangunnya adalah melalui Rukun Iman, sehingga nantinya akan terbentuk karakter manusia yang memiliki tingkat kecerdasan emosi dan spiritual yang tinggi seperti keadaan awal fitrah manusia.
3. Perlunya pengasahan hati yang telah terbentuk melalui Rukun Islam yang terdiri atas : pernyataan misi melalui dua kalimat Syahadat, pembangunan karakter melalui Shalat, pengontrolan diri melalui Puasa, Hubungan sosial melalui Zakat dan total aksi melalui Haji. Hal ini dilakukan secara sistematis.
Demikian sedikit bahasan tentang IQ, EQ dan SQ. Semoga kita dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan kita, sehingga kita mendapat ridho dan hidayah-nya dalam mengarungi samudra kehidupan ini. Amin Ya Robbal Alamin…